CINTA DUA LORONG (LAST VERSION)




         Kini tiba saatnya aku untuk melanjutkan jenjang pendidikanku dan masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), Karena dari SMP aku sudah sekolah berjenjang agama, maka begitupun dengan SMA ku. Sekolah yang kupilih bersebrangan dengan sekolah SMP ku, Madrasah Aliyah Negri atau yang disingkat MAN. Bukan untuk jadi ustadz, aku cuman ingin ilmu agama ku terus bertambah hingga aku tua nanti, agar aku tidak tersesat oleh kehidupan duniaku yang penuh glamor. Dan selamat di akhirat kelak. Amiin.
         
          Kebetulan aku masuk SMA melalui jalur Prestasi, Jalur yang masuk hanya melihat dari nilai Raport, tidak untuk testing. Iyaa Alhamdulillah aku diberi kemudahan oleh Allah. Namaku terpampang di urutan 15 dari sekumpulan siswa siswi yang lulus dari jalur Prestasi tersebut. “Dian Ahmad” itulah nama kepanjanganku. Nama keberuntungan yang telah disematkan oleh ibuku sejak aku kecil


Kini waktunya Masa Perkenalan ku, karena MOS (Masa Orientasi Siswa) dilarang oleh pemerintah, maka sekedar perkenalan dengan lingkungan sekolahku yang baru. Bukan sekolah yang asing menurutku, karena hampir setiap pulang aku selalu melihatnya

 “Nifaa..!!” Panggil kakak pembimbingku didepan kelas. 
“Saya kak!” Jawab Nifa berdiri dibangkunya”  “Siapa dia? Sepertinya bukan kawan satu sekolah SMP ku dulu, cukup asing wajahnya dimataku”, gumam diriku didalam hati. Oh, ternyata dia tamatan dari SMP 9, sekolahnya satu kota sama tempat aku tinggal, tapi karena kotaku bisa dibilang kota besar, iya wajar juga aku gak mengenal dia.

“Kamu tamatan dari SMP 9 iya?” Tanyaku mendekatinya. “Iya”, jawab Nifa dengan malu-malu. Mungkin karena baru pertama kali kami berbincang, menurutku wajar sih kalau dia masih malu-malu, apalagi dia perempuan. Perempuan itu super gengsi, dan super malu menurutku. “Salam kenal iya dariku” Aku mencoba untuk lebih dekat dengannya, iyaa sekedar nambah kawan juga gapapalah. “Iyaa”. Sedikit sebel sih, tapi iyaa namanya juga perempuan, jadi maklumlah.

“Dian..!!” Panggil kakak pembinaku di depan kelas. “Iyaa kak..!” Aku gak tau apa yang akan dilakukan, tapi sebagai murid budiman, aku mendatangi kakak Pembina ku didepan kelas. Oh, karena kami hendak bermain game, aku diperintahkan untuk jadi ketua dalam game kali ini. Aku gak tau apa nama game nya, yang ku tahu satu tim terdiri dari tiga cowo, dan tiga cewe. Kali ini aku satu tim dengan si Nifa. Asyik juga game kami kali ini.

“Ternyata asyik juga iya Nifa orangnya, gak seperti yang ku kira selama ini”  Gumamku di dalam hati. Iyaa, dia gak seperti yang kukira waktu pertama kali kami berpapasan. Lucu, Humoris, dan asyik untuk diajak bercanda. Ahh, semakin penasaran aku dengannya. Kali ini aku pulang bareng dengannya, cukup lelah sih, karena Hari ini hari terakhir masa perkenalan kami. “Seruu iya masa perkenalannya” Nifa memulai perbincangan diantara kami. “Iyaa, seru banget lah, walaupun hanya tiga hari, tapi aku sudah banyak mengenal teman baru termasuk kamu” Iyaa, udah biasa bagiku bercanda dengan orang banyak.

Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, Hari pertama belajar di jenjang yang lebih tinggi yaitu masa SMA ku. Yang katanya sih Masa SMA ini adalah masa yang paling terindah. Iyaa, mau percaya mau gak, iya aku percaya-percaya aja. “Haaaiii..!!” Salam Nifa kepadaku. Ternyata dia datang lebih awal dari ku, dia sudah berada didepan pintu sekolah. Aku duduk sebangku, semeja dengan temanku dulu. Mungkin untuk ke 9 tahunnya aku sekelas dengan dia. Huhhh sungguh membosankan! Dafi namanya, kulit hitam berkilau, yang katanya manis sih, tapi menurutku tidak. Iya karena aku normal bukan Homo, pecinta sesame jenis.  Aku duduk dilorong ke empat tepatnya di samping jendela. Kebiasaanku dari SD duduk dekat jendela. Terpaut dua lorong dariku, disamping jendela luar, Nifa duduk disana, sebangku degan Nisa, si cewek manja menurutku.

“Huuuffft! Ternyata melehkan menjadi pelajar SMA” Gumamku didalam hati. Bagaimana tidak? Aku dituntuk untuk pulang setiap hari pukul tiga kurang lima belas. Iya, tapi karena aku bercita-cita tinggi, maka aku juga harus ikhlas menjalaninya. Cukup sekian lama aku tidak berbincang dengan Yayas, iya semenjak aku mulai Mas Perkenalan kemarin. “Chat Yayaslah, kangen jugak, apa kabar dia iya?” Aku bergegas mengambil handphone yang kuletakkan diatas meja belajarku.

“Haaaaa!!! Siapa dia!!!” Tampak terlihat foto seorang cowo di DP Bbm Yayas. “Maaf bang, adek sebenarnya mau hubungan kita lebih, tidak sekedar kagum mengagumi, tapi saing memiliki, iya adek tau abg masih gak mau untuk itu. Cowo itu cowo pilihan orang tuaku, Adek gak tau harus bagaimana lagi. Mungkin ini yang terbaik bagi kita”  Pesan singkat menjelaskan filosofi foto cowo tersebut. Aku tak tau harus bilang apa, kedekatan kami terjalin cukuplama, dan semua itu rapuh hanya karena sebuah status. Sebenarnya aku sangat menyanyanginya, aku menyayanginya lebih dari sebuah status. Bukan aku menggantungkan perasaannya, tapi aku yang tak mau menjadikan status nantinya menjadikan perpisahan bagi kami. Tapi, ternyata yang kutakutkan selama ini datang menghampiriku. Seakan batu besar datang dan menghampar diriku. Air mataku tak bisa untuk ku hindari, aku menangis, bukan karena aku cengeng, tapi karena aku sangat menyayanginya. Mungkin bukan saatnya untuk aku bermain dengan hal seperti itu. Aku sangat terpukul, mungkin sekarang saatnya aku untuk mengejar CITA-CITAKU! Suatu saat pasti akan datang yang lebih indah, tinggal nunggu waktunya.

Kesedihanku ternyata tak bisa kututupi, tetap saja wajahku dalam raung kesedihan. “Kenapa kamu?” Tanya Nifa kepadaku. “Gak kok gapapa” Jawabku dengan ketus. “Beneran?” Mungkin karena aku yang masih terpuruk dengan keadaan tadi malam, berusaha untuk menghindar dari pertanyaan-pertanyaan yang membuatku untuk mengenangnya lagi. Tapi, tetap saja Nifa tak henti-hentinya menanyakan ada apa denganku. Sebenarnya sulit untuk ku cerita, tapi mungkin menurutku dia salah satu orang yang bisa ku percaya. Semua kuceritakan kejadianku padanya tadi malam.

“Oh, begitu..iyaudah, ambil saja hikmahnya. Mungkin bukan saatnya, suatu saat pasti indah kok pada waktunya” Senyumnya meneduhkan hatiku sejenak. “Makasih iya, udah berusaha menghilangkan sedikit luka dihati ini” “Iya gapapa kok, namanya juga teman harus sailng menguatkan” Mungkin sejak saat itulah aku mulai sering bercerita dengannya, mungkin dia juga menjadi salah satu sahabat wanita bagiku. Kedekatan ku kali ini bukan untuk saling kagum mengagumi, tapi kedekatan ku kali ini saling kuat menguatkan. Karena menurutku CINTA sejati hanyalah cinta kepada-Nya. Kedekatan ini terjalin hingga sekarang. Karena bangku tempat duduk ku dengan tempak duduk Nifa terpaut dua lorong, maka tak sering teman-temanku mengejek ku dengan sebutan “CINTA DUA LORONG” Bahkan tak sering juga guru yang masuk mengejek kami dengan sebutan yang sama. Kami hanya bisa tertawa kecil. Iyaa, menarik sih. Tapi bagi kami, Sukses ialah yang terpenting. Cinta hanyalah pelengkap yang akan datang dengan sendirinya. Manfaatkanlah waktu belajarmu, sebelum waktu Sibukmu datang. Bahagiakan kedua orang tuamu selagi kau masih bisa membanggakannya. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit, karena apabila kau jatuh, maka kau jatuh dengan BERIBU BINTANG. MASA MUDAMU ADALAH MASA GEMILANG MERAIH CITA-CITAMU, DAN MASA TUA MU ADALAH MASA GEMILANG MERASAKAN HASIL BUAH JERIH PAYAHMU!


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

About Us

Tentang Ku Fajar Kesuma Mustaqim