KELUARGA SEDERHANA




Suatu hari disaat aku hendak pergi ke Minimarket aku melihat keluarga yang sangat hidup ketergantungan . Rumahnya saja terbuat dari kardus , tapi alangkah mesrahnya keluarga mereka . Walaupun hidup dengan keadaan yang sangat pas-pasan , mereka tetap ceriah menjalani kehidupan ini .
“Eeehhh … Nglihat apaan sih ?” Panggil Diko kepadaku .
“Itu, aku lagi nglihat rumah yang ada di ujung sana tuh ! Mereka hidup sangat ketergantungan , hidup sangat tidak berkecukupan , tapi alangkah mesrahnya keluarga mereka .” Jawab aku kembali .
“OOooh , Itu rumahnya Keluarganya Pak Bandi mereka memang hidup sangat tidak berkecukupan , tapi mereka sangat menghibur satu sama lain. Mereka menjalani hidup ini dengan Ketertawaan .”Jawab Diko lebih Jelas .
“Jadinya kamu kenal sama mereka ?” Tanya aku lebih detail .
“Kenal kali pun , Kamu ingat gak waktu aku hanyut dibawa arus sungai ? Ah , itu pun Pak Bandi yang nolongin aku .” Jawab Diko kembali .
“Sungguh mulia yah , hatinya Pak Bandi . Kalau gitu kamu mau gak besok nemani aku kerumah Pak Bandi ? “
Dengan wajah yang penuh semangat Diko pun menjawab :”Baiklah kalau begitu , lagian aku pun mau bersilaturrahmi dengan keluarga mereka sebagai tanda terimakasih juga karena pertolongan beliau .”
“Kalu begitu besok pagi sekitar jam 10.00WIB  kita pergi ke rumahnya Pak Bandi .”
“Siiippp “ Sahut Diko sambil mengangkat jempolnya .
“Sudah , lah yuk kita pulang . Lagianpun ini udah jam berapa ? aku belum lagi bersihkan rumah .” Ajak Diko kepadaku .
“Ayukk.” Jawab ku membalas ajakannya .
          “Kring … Kring … “ Suara bel sepeda Diko berdering .
“Ayuk , katanya kita mau pergi ke rumahnya Pak Bandi ?” Ajak Diko dengan penuh semangat sambil menunggangi sepedanya .
“Iya tunggu bentar , aku ganti pakaian dulu ya ? Jawab diriku yang masih mengenakan baju tidur .
“Jangan lama-lama ya ?” Sahut Diko dengan rasa ketidak sabarannya .
“Iyaaa” Jawab diriku sambil lari menuju ke ruang ganti pakaian .
“Haa dah siap. Yaudah cepat kita pergi ke rumah Pak Bandi  sekarang !” Ajak diriku sambil menaiki goncengan sepeda.
Sambil kakinya ditaruhkan ke pedal sepeda Diko pun menjawab :”Ayoo , Lets Goo !
“Nah , dah sampai .” Sahut Diko Kepadaku .
“OOoohh … Ternyata ini rumah keluarga Pak Bandi kalau di lihat dalam keadaan lebih dekat .
          Tampak terlihat rumah yang sugguh tak layak pakai . Atapnya saja terbuat dari Seng yang sudah berkarat dan bolong-bolong. Lantainya(alas) rumahnya terbuat dari kardus-kardus sisa makanan . Tersentak hatiku melihat keadaan mereka . Tak terbayang bahwa kalau aku yang berada di posisi mereka .Tanpa sengaja diriku mengeluarkan air mata . Masih beruntung diriku berada dalam keadaan yang berkecukupan.
“Nyari siapa ya , Ndok ? Tanya Pak Bandi kepada kami .
“Oh , gk nyari siapa-siapa kok pak .Kami cumin ingin berkunjung saja kesini .” Jawab kami berdua .
“Oh , kalu begitu masuk dulu , yuk !” Ajak Pak Bandi kepadi kami .
“Makasih ya Pak !” Jawab kami berdua sambil menganggukkan kepala.
“Ia,sama-sama , Ndok .”
          Di dalam rumanya tampak terlihat seorang isteri Pak Bandi dan Kedua anaknya . Mereka sedang melakukan canda tawa bersama . Sungguh memang betapa mesrahnya keluarga mereka .
“Itu siapa Pak ?” Tanya diriku penuh dengan rasa penasaran .
Sambil membuka topinya Pak Bandi pun menjawab : “Oh , itu . Mereka adalah Isteri bapak dan anak-anak bapak .”
“Mesrahnya keluarga bapak , jadi irih saya nglihatnya .”
Dengan agak sedik tertawa Pak Bandi pun mejawab : “Ah bisa aja kamu Ndok !”
“Ndok ini , bukannya yang aritu hanyut terbawa arus sungai ya ?” Tanya Pak Bandi kepada Diko.
Dengan muka agak terlihat sedikit malu Diko pun menjawab :”Iya , Pak ! Dan bapak juga kan yang menlong saya pada waktu itu .”
“Oh , ya nama Ndok siapa ya ?” Tanya beliau kepada kami.
“Perkenalkan pak nama saya Diko dan Ini teman saya Abdi “ Jawab Diko kepada beliau sambil mengulurkan tangan .
Sambil menganggukkan kepala Pak Bandi berkata :”Oohh , Abdi dan Diko .Oh ya ngomong-ngomong ngapain ya Ndok kesini ?”
“Kami cuman ingin bersilaturrahmi aja sama keluarga Bapak dan Ini Diko ingin mengucapkan terimakasih sama bapak atas pertolongan bapak aritu .”Jawab diriku perjelas .
“Ooohh … Ya Ndok sama-sama . Makanya lain kali kalau main hati-hati ya ?”Nasehat bapak itu kepada kami .
“Yaa ,Pak ! Jawab Kami serempak .
          Setelah banyak bercerita dan waktu sudah hamper menjelang siang kami pun akhirnya berpamitan untuk pulang .
“Pak , Kami pulang dulu ya ?” Tanya kami berdua .
“Oh, yaudah Ndok , hati-hati di jalan ya ? Jawab bapak itu kembali .
Sambil menaiki sepeda kami berdua pun menjawab :”Iya , Pak .Kirim Salam ya pak untuk Isteri bapak dan kedua anak bapak .”
“Iya , Nanti bapak sampaikan .”
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
          Di tengah perjalan aku selalu terbayang dengan keadaan keluarga Pak Bandi , ternyata diriku masih beruntung hidup di keluarga yang berkecukupan . Tak terbayang rasanya kalau aku berada di posisi beliau . Teimakasih ya Allah engkau masih memberi ku kehidupan yang berkecukupan ….
AMIN…

TAMAT …..


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

About Us

Tentang Ku Fajar Kesuma Mustaqim